Monday, November 2, 2015

Danau Kerinci


   Kekayaan alam Indonesia memang tiada habisnya, baik pantai gunung, maupun danau. Danau Kerinci salah satunya yang terkenal. Terletak di kaki Gunung Raja di Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, Danau Kerinci menjadi salah satu wisata yang patut anda kunjungi.Danau vulkanik yang berada di ketinggian 783 mdpl dan memiliki luas 4.200 hektar ini menjadikan Danau Kerinci menjadi salah satu danau terbesar di Sumatera, selain Danau Toba dan Danau Mininjau.
Pemandangan alam yang disajikan oleh salah satu danau derbesar di Indonesia ini sangat indah, air yang bersih nan jernih ditambah background pegunungan yang hijau menjadi perpaduan yang sangat anggun untuk dipandang. Di tengah danau terbesar di Indonesia ini juga terlihat perahu-perahu nelayan yang sedang mencari ikan. Anda bisa menyewa speedboat untuk berkeliling danau atau hanya sekedar berkeliling desa di sekitar danau untuk melihat batu-batu berukir peninggalan masa megalit dari 2000 tahun yang lalu.
Sementara ini, fasilitas hotel berbintang di kawasan Danau Kerinci memang belum ada, namun jika anda ingin menginap terdapat sejumlah hotel melati di kota Sungai Penuh, ibukota Kabupaten Kerinci dengan harga yang cukup terjangkau berkisar antara Rp 30.000 sampai Rp 100.000 per malam tergantung budget yang anda miliki namun dengan fasilitas yang tak sama dengan hotel berbintang tentunya.
Untuk menuju lokasi danau Kerinci anda harus bekerja sedikit keras karena lokasi danau agak jauh. Dari Jambi berjarak sekitar 500 km, bisa menghabiskan waktu 10 jam perjalanan untuk sampai di danau ini. Atau bila anda dari Kota Padang, membutuhkan waktu selama 7 jam. Tiket masuk menuju lokasi danau Kerinci Rp. 4.000 namun jika musim libur harga tiket akan naik hingga Rp. 15.000 per orang.
Untuk meningkatkan kunjungan para wisatawan di Danau Kerinci ini, setiap tahunnya diadakan Festival Danau Kerinci yang menampilkan atraksi kesenian masyarakat Jambi, sehingga bisa mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Keberadaan Danau Kerinci ini selalu dikait-kaitkan dengan legenda masyarakat setempat yaitu, Calupat dan Calungga, saudara kembar yatim piatu yang memiliki pusaka batu merah delima dan batu putih yang tinggal di kaki Gunung Kerinci.
Makanan Khas Kerinci
Makanan khas Kerinci yang paling terkenal adalah dendeng batokok. Dendeng daging lembu yang lembut karena digepok/tumbuk dengan batu hingga gepeng. Disajikan setelah dipanggang kembali dengan sambal merah nan pedas. Soal rasa, wah tak bisa saya gambarkan saat dagingnya masuk kedalam mulut.
Hmmm. Apakah aksara dan angka bisa menjelaskan rasa nikmat?.
Dendeng ini akan paripurna kenikmatannya jika disantap dengan beras khas asal kerinci yang dinamakan Beras Payo Kerinci.
Biasanya, warung makan asal kerinci akan menulis “Beras Payo Kerinci” di muka warung untuk menyatakan bahwa mereka hanya menyajkan dendeng batokok dengan beras tersebut, bukan beras asalan.
Ini mirip dengan Warung Padang yang menulis “Bareh Solok” yang artinya Beras Solok. Kalau Bareh Solok di Jakarta saya tidak tahu apa benar berasnya asli diimpor dari Solok sana. Soalnya, rasanya kagak ada bedanya sih dengan beras biasa. Padahal rasakan gak bisa bohong. Beras Payo Kerinci adalah beras nikmat, terasa pulen dengan bulir beras besar-besar. Ini adalah bibit padi asli Kerinci. Usia jenis padi ini mungkin sudah lebih dari lima abad. Seperti laiknya padi asli Nusantara lainnya, usia tanam padi payo hingga panen memakan waktu lebih dari enam bulan. Yang pasti, Beras Payo Kerinci. dengan bulir padi yang besar-besar memang terasa nikmat berpadu dengan lauk-pauk asal kerinci khususnya dendeng batokok.
Kalau anda berkunjung ke Jambi, jangan lupa mampirlah di Warung Makan Kerinci yang bertulis Beras Payo Kerinci. Sedangkan Gulai Ikan Semah merupakan makanan khas Kerinci yang digemari oleh banyak masyarakat Kerinci. Populasi ikan Semah yang hanya hidup di sepanjang Sungai Batang Merangin dan Danau Kerinci ini terancam punah, karena selalu diburu oleh masyarakat. Saat berkunjung ke Kerinci hanya yang beruntung saja dapat menikmati kelezatan ikan ini.
Bagi pengunjung yang ingin merasakan hidangan Kerinci sambil menikmati keindahan Danau Kerinci dengan suasana rumah makan yang berbeda dapat mencoba rumah makan Bahun Basilo yang terletak di Desa Pulau Tengah Kecamatan Keliling Danau. Rumah makan ini merupakan rumah makan terapung dengan gaya lesehan.
Sejarah Danau Kerinci
Tidaklah lengkap jika kita belum mengenal legenda Danau Kerinci. Pada zaman dahulu Calupat dan Calungga dua bersaudara kembar yatim piatu yang tinggal di kaki gunung berapi (gunung Kerinci). Mereka memiliki pusaka Merah Delima dan Batu Putih peninggalan orang tuanya. Suatu hari Calungga pergi berburu seorang diri, dalam perjalanan ia menemukan sebutir telur raksasa. Telur itu kemudian dibawa pulang hendak diperlihatkan kepada Calupat adiknya. Tapi akhirnya Calungga memutuskan untuk memakan telur itu seorang diri, setelah menyantap telur raksasa, Calungga kehausan. Ternyata kehausan Calungga berbeda. Ia meminum air sungai sekitar gunung berapi yang menyebabkan sungai menjadi kering. Tubuh Calungga lama-kelamaan berubah, memanjang dan memiliki sisik-sisik emas sebesar nyiru. Calungga berubah menjadi seekor naga raksasa dengan batu mustika merah delima di kepalanya. Untuk menguji kesaktiannya, naga Calungga memohon kepada segala dewa di bumi sakti alam Kerinci agar dapat menggenangi lembah dengan air sehingga terbentuklah danau besar. Putaran tubuh naga tersebut membentuk sebuah danau, yang sekarang disebut Danau Bento di kaki Gunung Kerinci.
Calupat adik Calungga tak kuasa hidup seorang diri, ia minta naga Calungga mengantarkannya ke perkampungan penduduk di sebelah Timur matahari terbit agar ia dapat hidup berdampingan dengan penduduk. Maka ditiup oleh sang naga sebuah muara dengan angin sakti yang sekarang ini menjadi sebuah sungai yang dinamai Sungai Muara Angin (Sungai Batang Merangin).
Kemudian air menyusut karena terbawa arus naga Calungga yang menghilir ke Timur, sehingga berobah menjadi sebuah lembah yang dinamai Renah Kerinci dan sebuah danau yaitu Danau Kerinci sekarang. Pada saat kedatangan mereka dihadapan penduduk sepanjang aliran sungai besar, Calupat duduk di atas kepala naga. Maka penduduk saat itu juga langsung menobatkan Calupat sebagai raja yang bergelar Sang Hyang Jaya Naga.

1 comment:

  1. Danau Kerinci menjadi salah satu wisata yang patut anda kunjungi
    Suka bertaruh judi bola ? sekarang sudah praktis
    bisa bermain kapan saja dan dimana saja
    kami tunggu kedatangan anda di BOLAVITA

    Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
    whatup : 08122222995

    ReplyDelete