Thursday, August 20, 2015

Masjid Keramat

Pulau tengah@ Selalu Terhindar dari Bencana
Masjid Keramat, demikian namanya,
terletak di Desa Koto Tuo, Pulau
Tengah, Percam (Perwakilan
Kecamatan) Keliling Danau, Kabupaten
Kerinci, Provinsi Jambi. Masjid ini
dibangun sekitar abad ke- 18 dan
merupakan masjid tertua di Kabupaten
Kerinci.
Dinamai Masjid Keramat karena masjid
ini dalam riwayatnya selalu terhindar
dari bencana yang terjadi di desa itu,
antara lain ke- bakaran hebat pada
tahun 1903 dan 1939. Juga gempa
bumi dahsyat yang terjadi pada tahun
1942, tidak berpengaruh apa-apa
terhadap masjid itu. Oleh karenanya,
dapat dipahami jika masyarakat di desa
itu menamai masjid tua ini dengan
nama Masjid Keramat.
Menurut Haji Ismail, takmir masjid
keramat, kebakaran pertama yang
terjadi di desa itu pada tahun 1903
adalah akibat aksi makar serdadu
Kompeni. Sebagaimana dituturkannya,
serdadu Kompeni baru menginjakkan
kakinya di daerah Kerinci pada tahun
1903. Kedatangan serdadu penjajah itu
tentu saja mendapat perlawanan sengit
rakyat Desa Pulau Tengah yang
memang fanatik Islam. Dalam
pertempuran yang tidak seimbang itu,
akhirnya perlawanan rakyat dapat
dipatahkan Kompeni. Bahkan, Kompeni
berhasil merebut benteng pertahanan
rakyat di daerah Lolo Lempur,
Kecamatan Gunung Raya.
Akhirnya, tercapai perundingan
gencatan senjata antara pihak pejuang
dan Kompeni. Akan tetapi, enam bulan
setelah ditandatangam perjanjian itu,
pihak Kompeni melakukan
pengkhianatan. Secara licik dan tiba-
tiba, serdadu Kompeni melakukan aksi
makar dengan jalan
membumihanguskan Desa Pulau
Tengah.
Masjid tua yang berada di tengah-
tengah pemukiman penduduk itu pun
tidak luput dari sasaran bumi hangus.
Seluruh bangunan yang ada di desa itu,
termasuk rumah-rumah penduduk di
sekitar masjid, hancur menjadi puing-
puing akibat keganasan si jago merah.
Tetapi anehnya, masjid tua tersebut
luput dari amukan api. Masjid yang
seluruhnya terbuat dari kayu itu
selamat tanpa kurang suatu apapun
seakan tidak pernah terjadi sesuatu
pada dirinya.
Kemudian, ketika terjadi lagi peristiwa
serupa pada tahun 1939, kembali Allah
SWT memperlihatkan kekuasaannya.
Atas izin Allah, masjid itu terhindar dari
bencana kebakaran, kendati rumah-
rumah di sekelilingnya musnah dilalap
api.
Pada masa pendudukan Jepang (1942),
Desa Pulau Tengah men- dapat
musibah gempa bumi dahsyat. Seluruh
bangunan yang ada di desa itu hancur
menjadi puing-puing. Tetapi sekali lagi,
masjid tua iru selamat dari bencana
Slam itu.
Dilindungi Undang-Undang
Dalam upaya menarik simpati rakyat,
Pemerintah Kolonial Belanda
mengambil inisiatif merenovasi
(memperbaiki) Masjid Keramat ini.
Masjid yang semula terbuat dari kayu,
oleh pemerintah kolonial diganti
dengan tembok yang permanen.
Bahkan, dinding dan lantainya
menggunakan marmer yang langsung
didatangkan dari negeri kincir angin.
Meskipun begitu, bentuk arsitektumya
tetap dipertahankan seperti bentuk
aslinya masjid tradisional dengan atap
berbentuk limas.
Karena keunikan sejarahnya pula,
Pemerintah Kolonial Belanda
mengeluarkan undang-undang
Ordonantie stbl 238/1931 untuk
melindungi keberadaan masjid tua ini
sebagai peninggalan bersejarah.
Jika Anda masuk ke dalamnya, akan
tampak sebuah tiang besar yang tepat
berada di tengah-tengah masjid.
Sokoguru (tiang utama) ini kemudian
dihubungkan dengan tiang di sebelah
kiri sehingga tampak seperti jembatan.
Di jembatan inilah para muazin
mengumandangkan azan, memanggil
umat untuk menunaikan shalat lima
waktu.
Pada dinding bagian atas terdapat
lukisan dalam bentuk kaligrafi Al-
Qur’an yang sangat indah dan artistik,
ditulis oleh Kiai Haji Usman
dan Muhammad Surrah. Uniknya,
meskipun tulisan itu sudah berumur
puluhan tahun, tetapi tulisannya masih
tampak jelas, karena menggunakan cat
yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.
Halaman luar masjid juga cukup luas
dan tampak asri. Pada serambi masjid
tampak sebuah beduk antik terbuat
dari kayu berukir indah. Tidak diketahui
dengan pasti kapan beduk ini
didatangkan dan dari mana asalnya.
Namun, amat disayangkan karena
letaknya di tengah-tengah
perkampungan maka keindahan dan
kemegahan masjid bersejarah ini
tampak tersembunyi, terhalang oleh
deretan rumah-rumah penduduk yang
mengelilinginya. Sehingga, jika Anda
menatapnya dari jarakjauh, wujud
masjid tampak kurang sempurna.

0 komentar:

Post a Comment